Indonesia.go.id - Batik di Sidang PBB

Batik di Sidang PBB

  • Administrator
  • Kamis, 9 Mei 2019 | 17:00 WIB
DIPLOMASI BUDAYA
  Sidang Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (7/5/2019). Sumber foto: Antara Foto

Posisi Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB dapat memperlancar tujuan-tujuan strategis politik luar negeri Indonesia selama ini. Strategi diplomasi batik yang lembut perlu terus dikembangkan tanpa harus kehilangan ketegasan posisi Indonesia dalam berbagai isu dunia.

Sidang Dewan Keamanan PBB yang dipimpin Menlu RI sebagai Presiden DK PBB untuk Mei 2019 kali ini berlangsung unik. Jas hitam atau warna gelap yang biasa menghiasi pakaian para delegasi hari itu tidak menghiasi ruang sidang. Suasana terlihat lebih berwarna.

Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri RI yang memimpin sidang, mengenakan setelan batik. Ia memilih pakaian motif bunga dengan paduan warna merah, hijau tua, dan bata. Sementara itu Sekjen PBB Antonio Gueteres yang hadir dalam sidang itu juga memilih kemeja corak batik.

Boleh dikatakan hampir semua delegasi yang hadir menggenakan batik sebagai penghormatan mereka pada Indonesia yang bulan ini menduduki posisi sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB. Sidang pertama itu sendiri membahas mengenai pasukan perdamaian PBB yang diterjunkan ke daerah-daerah konflik. 

Harus diakui, Indonesia selama ini dikenal aktif dalam memelihara perdamaian dunia dengan mengirimkan pasukan perdamaiannya ke PBB. Kita adalah negara yang menyumbang jumlah pasukan terbanyak kedelapan di antara 124 negara yang ada. Menurut Retno Marsudi, saat ini jumlah pasukan kita yang masih menjalani misi perdamaian berjumlah 3.080 orang.

Komitmen dan kemampuan pasukan Indonesia diakui oleh hampir seluruh delegasi. Oleh sebab itu ketika Indonesia memimpin debat terbuka untuk membahas mengenai peningkatan kapasitas pasukan perdamaian para delegasi meresponsnya dengan positif.

Pertemuan open debate yang bertemakan Menabur Benih Perdamaian yang digelar oleh DK PBB digagas Indonesia untuk mendorong peningkatan kapasitas Pasukan Penjaga Perdamaian dalam berbagai misi di belahan dunia.

Pertemuan tersebut menjadi salah satu agenda prioritas Indonesia selama menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB tahun 2019-2020. Posisi Indonesia di PBB yang terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan merupakan pengakuan dunia sekaligus peluang yang perlu terus dimaksimalkan Indonesia. Arah politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif sekaligus aktif mewujudkan keadilan dan perdamaian abadi

Seperti kita tahu, posisi Indonesia seringkali berseberangan dengan negara-negara besar dalam berbagai masalah dunia. Sebagai misal, posisi Indonesia soal isu Palestina yang selalu bertentangan dengan cara pandang AS. Demikian juga pada kasus-kasus kemanusiaan seperti pengungsi Rohingya di Myanmar.

Dengan menduduki posisi sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Indonesia bisa lebih leluasa menjalankan agendanya. Keterlibatan kita menentukan arah perdamaian dunia merupakan pengakuan sekaligus kesempatan untuk membuktikan pengaruh Indonesia di mata ratusan negara lain.

https://indonesia.go.id/assets/img/assets/1557478017_Sidang_Dewan_Keamanan_PBB.jpeg" />Sejumlah delegasi seusai memimpin jalannya sidang Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (7/5/2019). 

Di awal perannya dalam Dewan Keamanan PBB, sepertinya Indonesia dengan manis berhasil mengajak peserta sidang dengan mengapresiasi keindahan batik sebagai kekayaan khas Indonesia. Diplomasi kebudayaan yang saling pengertian dan membangun peradaban bersama inilah yang tampaknya akan dikedepankan Indonesia.

Sebetulnya sejak lama diplomasi batik ini menjadi ciri khas kita. Ketika menerima Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Presiden Jokowi mengajak tamunya ke sebuah mal di Bogor. Mereka berdua memilih dua potong kemeja batik yang bercorak mirip. Hanya warnanya saja yang sedikit berbeda.

Presiden Moon kelihatan senang dengan cara Jokowi menjamu tamunya. Dia langsung diajak ke pasar, memilih sendiri baju kesukaannya. Padahal pada pertemuan resmi esok harinya, banyak agenda strategis dan kerja sama kedua negara perlu dibicarakan. Dengan diplomasi batik ini, semua hal telah cair di bagian awal.

Dunia sendiri sudah mengakui batik sebagai bagian dari kekayaan Indonesia. Melalui proses yang panjang, pada 2019 akhirnya Unesco mengakui batik sebagai bagian dari kebudayaan khas Indonesia. Padahal pada saat bersamaan Malaysia juga mengklaim batik sebagai bagian dari kebudayaanya.

Ketika sebagian besar peserta sidang PBB yang dipimpin Indonesia itu mengenakan batik, secara jelas tergambar bahwa diplomasi kebudayaan Indonesia selama ini telah menuai hasil cukup signifikan. Hal itu menunjukan pengakuan para delegasi dunia bahwa batik adalah bagian dari kekayaan Indonesia.

Indonesia memang perlu terus memainkan strategi diplomasi yang lembut namun tetap tidak kehilangan arah pada isu-isu strategis yang selama ini menjadi konsen bangsa. Ke depan tampaknya peran strategis Indonesia di dunia maupun kawasan akan lebih strategis. Mengingat berbagai kemajuan yang berhasil dicapai Indonesia, meski dunia sedang dilanda panas-dingin akibat perang dagang dan berbagai konflik kepentingan. (E-1)